Jumlah penderita HIV di Indonesia 2012 mengalami peningkatan dibanding
tahun sebelumnya. Sedangkan penderita AIDS mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, pada 2012
ditemukan kasus HIV sebanyak 21.511 orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang.
Berdasarkan presentase kasus AIDS menurut faktor risiko pada 1987 hingga
Desember, secara komulatif, faktor risiko penularan HIV terbanyak pada
heteroseksual (58,7 persen); Injecting drug users (IDU) sebanyak 17,5 persen;
penularan perinatal 2,7 persen dan homoseksual sebanyak 2,3 persen.
Sementara itu, data pada 2011, penderita HIV sebanyak 21.031 orang dan
penderita AIDS sebanyak 5.686 orang. Pada 2010, penderita HIV sebanyak 21.591
orang dan AIDS sebanyak 6.845 orang. Pada 2009, penderita HIV sebanyak 9.793
orang dan AIDS sebanyak 5.483 orang. Sedangkan pada 2008, penderita HIV
sebanyak 10.362 orang dan AIDS sebanyak 4.943
orang.
Berikut PenjelasanTentang Hiv/Aids
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
AIDS adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya karena mempunyai Case
Fatality Rate 100% dalam lima tahun, artinya dalam waktu lima tahun setelah
diagnosis AIDS ditegakkan, semua penderita akan meninggal. Pertama kali
ditemukan pada tahun 1981 di Amerika Serikat dilaporkan bahwa penyakit infeksi
ini diduga kuat terjadi melalui hubungan
seksual. “Pada tahun 1982-1983 mulai diketahui adanya transmisi di luar jalur
hubungan seksual, yaitu melalui transfusi darah, pengguna jarum suntik secara
bersama oleh para pengguna narkotika suntik”.
Adanya perilaku menyimpang masyarakat mulai dari pekerja seks
komersial, homoseks, dan penggunaan narkoba suntik yang saling bergantian
sangat memengaruhi meningkatnya penyebaran HIV/AIDS di Indonesia. Adanya pola
transmisi yang berkembang selain hanya transmisi seksual, transmisi nonseksual
melalui mekanisme transmisi parenteral dan transmisi transplasental (dari ibu
kepada janinnya) menjadi ancaman baru yang melahirkan korban yang tidak berdosa.
Pola pemberantasan HIV/AIDS di Indonesia harus dilakukan secara nasional
melalui kebijakan khusus pemerintah dan dukungan pembiayaan yang cukup besar.
Diharapkan hal itu mampu menyelamatkan SDM berusia produktif yang berpotensi
bagi pembangunan dari mewabahnya HIV/AIDS di lingkungan masyarakat.
Keberadaan virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan the acquired
immuno deficiency syndrome (AIDS) telah menarik perhatian dunia terhadap
penanggulangan dan pemberantasan IMS. Terdapat kaitan erat antara penyebaran
IMS dengan penularan HIV, baik IMS yang ulseratif maupun yang nonulseratif,
telah terbukti meningkatkan resiko penyebaran HIV melalui hubungan seks.
Meningkatnya infeksi HIV menyebabkan semakin rumitnya penatalaksanaan dan
penanggulangan beberapa IMS lainnya. Selain itu, peningkatan resistensi
antimikroba terhadap beberapa kuman penyebab infeksi menular seksual telah
menyebabkan beberapa rejimen pengobatan menjadi tidak efektif”
1.2 Tujuan
1) Untuk mengetahui HIV/AIDS
tersebut.
2) Agar mengetahui faktor –
faktor yang mempengaruhi HIV/AIDS.
3) Agar mengetahui cara
pencegahan HIV/AIDS.
4) Agar mengetahui cara
pemberantasan HIV/AIDS.
5) Agar mengetahui cara
pengobatan / penatalaksanaan HIV / AIDS.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian HIV/AIDS
HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam
tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired
Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan
tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular
AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga
dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau
vaksin yang bisa mencegah virus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS
akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang
di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan
bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah
menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya
tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.
Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-T
manusia tipe III (HTLV-III) atau virus limfadenopati (LAV), adalah suatu
retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah asam
ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke
dalam sel pejamu. HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1
menjadi penyebab utama AIDS di seluruh dunia.
Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk setiap aspek
siklus hidup virus. Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki perbedaan yaitu
bahwa protein HIV-1,Vpu, yang membantu pelepasan virus, tampaknya diganti oleh
protein Vpx pada HIV-2. Vpx meningkatkan infeksi-vitas (daya tular) dan mungkin
merupakan duplikasi dari protein lain, Vpr. Vpr diperkirakan meningkatkan
transkripsi virus. HIV-2, yang pertama kali diketahui dalam serum dari para
perempuan Afrika Barat (warga Senegal) pada tahun 1985, menyebabkan penyakit
klinis tampaknya kurang patogenik dibandingkan dengan HIV-1 (Marlink, 1994).
2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi HIV/AIDS
2.2.1 Faktor Agent
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
2.2.2 Faktor Host
1) Orang yang berperilaku
seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom
2) Pengguna narkoba suntik
yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
3) Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4) Bayi yang ibunya positif
HIV
2.2.3 Faktor Environment
1) Lingkungan lokalisasi
2) Daerah Prostitusi
3) Daerah Metropolitan
2.2.4 Port of Entry and Exit
Port of Entry :
1) Alat Kelamin
2) Kulit
3) Anal
4) Membrane Mukosa
5) Darah
Port of Exit :
1) Alat kelamin
2) Kulit
3) Anal
4) Membrane Mukosa
5) Darah
2.2.5 Transmisi
1) Darah
2) ASI
3) Cairan vagina
4) Air mani
5) Alat ( Jarum suntik )
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Cara Pencegahan HIV/AIDS
1) Hindarkan hubungan seksual
diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang pasangan seksual,
tidak berhubungan dengan orang lain.
2) Pergunakan kondom bagi
resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
3) Ibu yang darahnya telah
diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil. Karena akan
memindahkan virus AIDS pada janinnya.
4) Kelompok resiko tinggi di anjurkan
untuk menjadi donor darah.
5) Penggunaan jarum suntik
dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk
mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau
informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan
dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur
atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan
diberbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau
informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada
semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS,
sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan
virus AIDS.
3.2 Cara Pemberantasan HIV/AIDS
Langkah – langkah memerangi HIV/AIDS antara lain :
1) Bertindak menghindari
penularan pada diri sendiri
2) Mempelajari fakta yang
benar tentang HIV/AIDS, karena banyak beredar anggapan dan pemikiran yang
keliru tentang hal tersebut.
3) Menghindari diskriminasi
terhadap pengidap HIV/AIDS, memperlakukan mereka secara manusiawi.
4) Mengadakan tindakan untuk
meningkatkan kewaspadaan terhadap HIV/AIDS pada lingkungan Anda dan mencegah
ketakutan yang tidak beralasan terhadap pengidap penyakit ini.
3.3 Cara Pengobatan / Penatalaksanaan Penyakit AIDS
Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka
pengendaliannya yaitu
Pengendalian Infeksi Opurtunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi
opurtunistik, nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman
untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus
dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis.
Terapi AZT (Azidotimidin)
Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif
terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency
Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk
pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 . Sekarang, AZT tersedia untuk
pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel
T4 > 500 mm3
Terapi Antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan
menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya.
Obat-obat ini adalah :
1) Didanosine
2) Ribavirin
3) Diedoxycytidine
4) Recombinant CD 4 dapat
larut
Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti
interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan
keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman
dan keberhasilan terapi AIDS.
Kendatipun dari berbagai negara terus melakukan researchnya dalam
mengatasi HIV AIDS, namun hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya
termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV
penyebab penyakit AIDS. Adapun tujuan pemberian obat-obatan pada penderita AIDS
adalah untuk membantu memperbaiki daya tahan tubuh, meningkatkan kualitas hidup
bagi meraka yang diketahui terserang virus HIV dalam upaya mengurangi angka
kelahiran dan kematian.
Kita semua diharapkan untuk tidak mengucilkan dan menjauhi penderita
HIV karena mereka membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melanjutkan hidup
tanpa banyak beban dan berpulang ke rahmatullah dengan ikhlas..
Pusat pengendalian penyakit (Center for Disease Control/CDC)
mengungkapkan ada beberapa gejala yang menunjukkan stadium lanjut dari HIV
yaitu:
1. Kehilangan berat badan dengan cepat tanpa adanya alasan
2. Batuk kering
3. Demam berulang atau berkeringat saat malam hari
4. Kelelahan
5. Diare yang lebih dari seminggu
6. Kehilangan memori
7. Depresi dan juga gangguan saraf lainnya.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah ini
adalah :
1) HIV (Human
Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang
dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired Immuno–Deviensi
Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap
serangan penyakit dari luar.
2) Pencegahan dan
pemberantasan HIV/AIDS harus digalakkan untuk menurunkan angka penderita
HIV/AIDS tersebut.
3) Hingga saat ini penyakit
AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia
dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS yang ada hanyalah pencegahannya saja.
4.2 Saran
Kepada pembaca janganlah mendekat pada free sex, narkoba, dan hal –
hal negatif lainnya agar kita tidak terjangkit virus tersebut, biasanya orang
yang terkena virus HIV itu gara-gara orang itu psiko tinggi (heteroseksual)
yang berganti - ganti pasangan, terutama
kepada kaum perempuan yang suka berganti -
ganti pasangan.
Sumber : dr-suparyanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar